Rumus Fisika Pesawat Sederhana
PESAWAT SEDERHANA
keterangan :
F atau K = gaya/kuasa yang kita keluarkan (N)
W = berat benda yang kita angkat (N)
KM = keuntungan mekanis ---> akan dihabas lebih jauh nanti....
m = massa benda (kg)
g = percepatan grafitasi = 10 m/s2 atau 9,8 m/s2
Jadi semakin besar KM maka gaya yang kita keluarkan untuk mengangkat beban semakin kecil.
Hmmm... mengapa bisa demikian?
Keterangan :
W = usaha ( J )
F = gaya ( N )
s = jarak tempuh ( m )
Dengan kata lain, walaupun usaha yang kita keluarkan sama peningkatan jarak akanmengurangi gaya yang dibutuhkan.
Penting... lambang berat benda ( w ) hampir sama dengan usaha ( W ) lambang berat dengan huruf kecil dan usaha dengan huruf besar....
Usaha yang kita keluarkan sama namun dengan bidang miring gaya yang kita keluarkan menjadi lebih kecil karena lintasannya kita ubah dari ketinggian 1,5 m menjadi 4,5 m dalam bidang miring....
Prinsip bidang miring juga diterapkan pada berbagai macam alat buatan manusia seperti baji, kapak, tatah, pisau, obeng, paku, sekrup....juga jalan yang berkelok-kelok di pegunungan.
3. Katrol
Pesawat sederhana adalah alat-alat yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan. Ada berbagai jenis pesawat sederhana antara lain bidang miring, tuas, dan katrol. di dalam pembahasan pesawat sederhana ini....kalian akan sering bertemu dengan istilah keuntungan mekanis (KM). keuntungan mekanis merupakan efek dari penggunaan pesawat sederhana yang menyebabkan gaya yang kita keluarkan untuk mengangkat beban sama dengan berat beban dibagi dengan keuntungan mekanisnya.
keterangan :
F atau K = gaya/kuasa yang kita keluarkan (N)
W = berat benda yang kita angkat (N)
KM = keuntungan mekanis ---> akan dihabas lebih jauh nanti....
m = massa benda (kg)
g = percepatan grafitasi = 10 m/s2 atau 9,8 m/s2
Jadi semakin besar KM maka gaya yang kita keluarkan untuk mengangkat beban semakin kecil.
Hmmm... mengapa bisa demikian?
Hal ini berkaitan dengan usaha/kerja yang kita lakukan. Sebenarnya, pesawat sederhanatidak mengurangi total usaha/kerja yang kita keluarkan untuk mengangkat beban. walaupun demikian jumlah gaya yang dibutuhkan untuk mencapai hal ini dapat dikurangi dengan menerapkan gaya yang lebih sedikit terhadap jarak yang lebih jauh. ingat :
Keterangan :
W = usaha ( J )
F = gaya ( N )
s = jarak tempuh ( m )
Dengan kata lain, walaupun usaha yang kita keluarkan sama peningkatan jarak akanmengurangi gaya yang dibutuhkan.
Penting... lambang berat benda ( w ) hampir sama dengan usaha ( W ) lambang berat dengan huruf kecil dan usaha dengan huruf besar....
1. Bidang Miring
bidang miring merupakan sebuah bidang miring yang digunakan untuk memindahkan sebuah benda ke ketinggian tertentu.
s = panjang bidang miring (m)
h = ketinggian (m)
w = berat beban (N)
Misalnya....
Massa kotak adalah 80 kg, dipindahkan dari atas tanah ke suatu tempat dengan ketinggian 1,5 m. Berapakah usaha dan gaya yang kita keluarkan bila :
a. kita angkat langsung ke atas !
b. melalui bidang miring sepanjang 4,5 m !
Diketahui :
m = 80 kg
g = 10 m/s2
h = 1,5 m
s = 4,5 m
a. mula2 kita cari berat benda dulu.... karena kita mengangkat benda secara langsung makagaya ( F ) yang kita lakukan = berat benda ( w ) sedangkan jarak tempuhnya ( s ) =ketinggian ( h ) maka rumus usaha berubah lambang, semula W = F.s menjadi W = w.h
b. Jika benda kita dorong melalui bidang miring.....
Massa kotak adalah 80 kg, dipindahkan dari atas tanah ke suatu tempat dengan ketinggian 1,5 m. Berapakah usaha dan gaya yang kita keluarkan bila :
a. kita angkat langsung ke atas !
b. melalui bidang miring sepanjang 4,5 m !
Diketahui :
m = 80 kg
g = 10 m/s2
h = 1,5 m
s = 4,5 m
a. mula2 kita cari berat benda dulu.... karena kita mengangkat benda secara langsung makagaya ( F ) yang kita lakukan = berat benda ( w ) sedangkan jarak tempuhnya ( s ) =ketinggian ( h ) maka rumus usaha berubah lambang, semula W = F.s menjadi W = w.h
b. Jika benda kita dorong melalui bidang miring.....
Usaha yang kita keluarkan sama namun dengan bidang miring gaya yang kita keluarkan menjadi lebih kecil karena lintasannya kita ubah dari ketinggian 1,5 m menjadi 4,5 m dalam bidang miring....
Prinsip bidang miring juga diterapkan pada berbagai macam alat buatan manusia seperti baji, kapak, tatah, pisau, obeng, paku, sekrup....juga jalan yang berkelok-kelok di pegunungan.
2. Tuas
Sistem kerja tuas terdiri atas tiga komponen, yaitu beban, titik tumpu, dan kuasa. Tuas dapat dibedakan menjadi 3 jenis. Pembagian ini berdasarkan pada letak titik gaya, titik beban, titik tumpu.
a. Tuas Jenis Pertama
contoh alat dengan tuas jenis I :
Gunting, catut, tang, pemotong kuku, linggis dll
b. Tuas Jenis Kedua
Jenis tuas ini mempunyai ciri titik beban terletak di antara titik gaya (kuasa) dan titik tumpunya.
contoh alat dengan tuas jenis II :
pembuka botol, gerobak beroda satu, pemotong kertas, pelubang kertas dll.
c. Tuas Jenis Ketiga
Jenis tuas ini mempunyai ciri titik gaya terletak di antara titik tumpu dan titik beban.
contoh alat dengan tuas jenis III :
pinset, pancing, sekop dll
di bawah ini merupakan gambar benda2 yang menggunakan prinsip tuas :
keterangan :
a. tuas jenis pertama
b. tuas jenis kedua
c. tuas jenis ketiga
F = gaya yang dikerjakan pada tuas (N)
W = beban tuas (N)
Lb = lengan beban, adalah jarak antara titik tumpu
dengan dengan beban (m)
dengan dengan beban (m)
Lk = lengan kuasa, adalah jarak antara titik tumpu
dengan kuasa/gaya yang dikerjakan (m)
dengan kuasa/gaya yang dikerjakan (m)
KM = keuntungan mekanis
3. Katrol
Katrol adalah roda berongga yang disepanjang sisinya untuk tempat tali. Katrol sangat baik digunakan untuk memindahkan beban ke atas/bawah. Katrol dapat dibedakan menjadi katrol tunggal tetap, katrol tunggal bergerak, dan takal (katrol majemuk berganda).
a. Katrol Tunggal Tetap
katrol tunggal tetap terdiri dari sebuah katrol yang kedudukannya tidak berubah-ubah (tetap).
Keuntungan mekanis (KM) katrol tunggal tetap = 1
Keuntungan mekanis =1 berarti berat beban = gaya yang kita keluarkan untuk mengangkat beban tersebut.
maka,
F = w
contoh : katrol yang digunakan untuk menimba air.
Trus...klo gaya yang kita keluarkan besarnya sama aja dengan berat bebannya, untuk apa dong fungsi katrol tunggal ini?
Hmm.. katrol jenis ini memang tidak mengurangi besar gaya yang kita keluarkan, namun dapat merubah arah gaya. Bila kita menarik suatu beban dari atas ke bawah tanpa katrol maka kita harus mengeluarkan gaya dengan arah tersebut yaitu dari atas ke bawah sehingga kita kesulitan memanfaatkan berat tubuh kita. sedangkan bila menggunakan katrol (seperti yang terlihat pada gambar di atas...) gaya yang kita keluarkan justru berarah dari atas ke bawah. Hal ini menyebabkan kita dapat memanfatkan berat tubuh kita untuk mengankat beban tersebut jadi tangan kita tidak cepat lelah.
Trus...klo gaya yang kita keluarkan besarnya sama aja dengan berat bebannya, untuk apa dong fungsi katrol tunggal ini?
Hmm.. katrol jenis ini memang tidak mengurangi besar gaya yang kita keluarkan, namun dapat merubah arah gaya. Bila kita menarik suatu beban dari atas ke bawah tanpa katrol maka kita harus mengeluarkan gaya dengan arah tersebut yaitu dari atas ke bawah sehingga kita kesulitan memanfaatkan berat tubuh kita. sedangkan bila menggunakan katrol (seperti yang terlihat pada gambar di atas...) gaya yang kita keluarkan justru berarah dari atas ke bawah. Hal ini menyebabkan kita dapat memanfatkan berat tubuh kita untuk mengankat beban tersebut jadi tangan kita tidak cepat lelah.
b. Katrol Tunggal Bergerak
katrol tunggal bergerak terdiri dari sebuah katrol yang kedudukannya dapat berubah-ubah (tetap)
Keuntungan mekanis (KM) katrol tunggal bergerak = 2
maka,
F = 1/2.w
Keuntungan mekanisnya = 2 artinya kita hanya perlu mengeluarkan gaya separuh dari berat beban yang kita angkat ( F = w/KM).
c. Takal (Katrol majemuk/berganda)
Takal / Katrol majemuk atau berganda adalah katrol yang terdiri dari sebuah katrol tetep dan satu atau lebih katrol bergerak... katrol ini biasanya digunakan untuk mengankat beban yang sangant berat.
Keuntungan mekanis (KM) takal = Jumlah katrol
F = W/jumlah katrol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar